Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan barcode, baik itu
pada kemasan makanan, minuman yang sering kita beli di supermarket dan
bahkan kita sering melihat para pelayan ataupun kasir supermarket hanya
memindai barcode, harga dan nama barang yang akan kita beli sudah
otomatis masuk ke layar komputernya. barcode mungkin hanya kita anggap
biasa saja, namun dibalik deratan baris-baris hitam tipis dan tebal
tersebut tersimpan sejumlah informasi yang ada baiknya kita ketahui.
Barcode merupakan sejenis
kode yang mewakili data atau informasi tertentu [biasanya jenis dan
harga barang seperti makanan dan buku]. Kode berbentuk batangan balok
dan berwarna hitam putih ini, mengandung satu kumpulan kombinasi batang
yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di
atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut akan dibaca
oleh Barcode Reader, yang akan menterjemahkan kode ini kedalam data /
informasi yang mempunyai arti. Di supermarket, barcode reader ini
biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan transaksi oleh customer.
Tidak
ada satu standard dari kode batang ini, justru terdapat bermacam-macam
standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun
berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code
[UPC ] diatur oleh Uniform Code Council, sebuah organisasi industri,
yang menyediakan suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko
ritel. Penemu sistem barcode ini. Adalah Joe Wodland.
Beberapa
barcode standar telah dikembangkan selama beberapa tahun, yang biasa
disebut dengan Simbologi. Simbologi yang digunakan tentunya berbeda
untuk aplikasi yang berbeda. Semisal ketika kita menggunakan huruf
miring ataupun tebal, dimaksudkan untuk memperjelas makna tertentu pada
teks. Simbologi yang berbeda, seperti “sandi berbentuk batang”,
digunakan untuk aplikasi yang berbeda pula. Ketika kita mencetak
barcode, kita akan bisa membaca makna sandinya, selama kita menggunakan
sandi yang sama, dan dalam spesifikasi yang diatur dalam standar
barcode.
Menggunakan sistem barcode yang benar tentunya akan sangat menguntungkan perusahaan. Apa saja manfaatnya?
Akurasi
Barkoding ini bisa meningkatkan akurasi dengan mengurangi kesalahan
manusia dari pemasukan data secara manual atau item yang salah baca
atau salah label.
Kemudahan pemakaian
Barcode mudah digunakan. Dengan hardware dan software yang tepat bisa
memaksimalkan proses otomatisasi pengumpulan data. Tentunya akan lebih
mudah membuat inventarisasi akurat dengan sistem barcode, daripada
secara manual.
Keseragaman Pengumpulan Data
Beragam standar pemenuhan dan simbologi barcode yang terstandarisasi,
menjamin informasi di terima dan disampaikan dengan cara yang benar
sehingga bisa diterima di pahami secara umum.
Feedback yang tepat waktu
Barcode menawarkan feedback yang tepat waktu. Begitu muncul, data bisa
diterima dengan cepat, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang
cepat berdasarkan informasi terbaru.
Meningkatkan produktifitas
Barcode membuat aktifitas operasional dalam bisnis menjadi lebih
singkat. Bayangkan betapa lamanya, ketika kasir anda harus memasukkan
harga barang secara manual?
Meningkatkan Profit
Peningkatan efisiensi yang diberikan barcode memungkinkan perusahaan
menghemat biaya dan yang terpenting meningkatkan profit bisnisnya.
Penggunaan Barcode
Bracode ada dimana – mana. Hampir semua jenis industri menggunakan
barcode, sehingga bisnis bisa untung. Berikut beberapa industri yang
biasanya menggunakan teknologi barcode.
Manufaktur
Banyak hal detail dalam operasional industri manufaktur yang perlu
awasi secara ketat. Karena sedikit saja kesalahan dalam komponen,
semisal masalah stok barang, bisa menyebabkan inefisiensi dalam
lingkungan manufaktur. Dalam hal ini, Barcode sering digabungkan dengan
system MRP [Manufacturing Requirements Planning], agar bisnis memiliki
data yang akurat terutama dalam system kerja di pergudangan.
Pergudangan
Siapapun yang menghandle pergudangan seharusnya menggunakan barcode.
Bayangkan saja, kalau anda harus mendata seluruh produk anda secara
manual. Kapan selesainya?
Jasa Distribusi
Jika perusahaan anda secara konsisten menge-cek barang yang masuk dan
keluar, sudah seharusnys anda menggunakan barcode. Dijamin lebih cepat
dan akurat, untuk mengetahui seberapa efisien, stok barang yang anda
punyai pada suatu waktu.
Ritel
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ketika seorang kasir
biasa melakukan pengecekan secara manual dengan mengetik setiap harga
barang. Bayangkan kalau setiap pebisnis ritel melakukan hal yang sama.
Peluang membuat kesalahan tentunya akan sangat besar. Mereka akan
bangkrut karena kurang teliti dan kurang akurat. Sekarang ini semuanya
menuntut efisiensi. Yakni efisiensi yang diciptakan dengan memanfaatkan
barcode.
Transportasi
Apa yang muncul dalam pikiran anda, ketika bicara tentang pengiriman
paket tepat waktu? Jawabannya tentu Fedex atau UPS. Kedua perusahaan
tersebut sedang merajai bisnis pengiriman paket, Karena mereka membuat
system pengangkutan barang yang efektif. Kunci utama keberhasilan Fedex
dan UPS terletak pada pemanfaatan teknologi Barcode. Lihat saja ketika
mereka memasukkan data pada Portable Data Collectors, mereka
berkomunikasi melalui system database secara tepat waktu.
Masih banyak industri lain yang menggunakan barcode, tidak terbatas
pada Industri Konstruksi, Kesehatan ataupun Toko Video saja, tapi juga
Kartu Identitas, Absensi, Manajemen Dokumen dan lain–lain.
Anatomi dan Simbologi dari Barcode
Di awal perkembangannya, penggunaan
kode baris dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang
secara otomatis pada supermarket. Tetapi saat ini kode baris sudah
banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti misalnya digunakan
sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara
otomatis pada perpustakaan.
Kode
baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang
disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara
manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut.
Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum.
Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari
ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.
Barcode ada dua bentuk :
1.Barcode satu dimensi (1D)
2.Barcode dua dimensi (2D)
Barcode satu dimensi
Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode
berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut :
Code 39 (code 3 of 9)
Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang
baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk
inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas.
Gambar 1. Barcode jenis Code 39

Code 128
Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan
(density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode
code 128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse
management (pangaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).
Gambar 2. Barcode jenis Code 128

Interleaved 2 of 5
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris
yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk
aplikasi industri dan laboratorium. Gambar 3. Barcode jenis Interleaved
2 of 5

UPC (Universal Product Code)
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris
yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk
kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk
kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC
harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Gambar 4.
Barcode jenis UPC
Barcode dua dimensi
Adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi
baru sekarang ini mulai semakin populer. Barcode dua dimensi ini
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode
satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi
atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang
lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi adalah “symbology PDF417” yang
dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space)
yang berukuran 4 inch persegi (in2). Gambar 5. Barcode jenis PDF417
Cara sebuah computer-scanner membaca sebuah barcode
Suatu
bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit
terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang
berwarna hitam ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna
putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan
barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black bar dan
bilangan “0” untuk menyatakan white space. Misalnya, tujuh unit berikut
ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut
space-space-bar-bar-space-space-bar.
Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode
perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian
kanan (kode produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan
kebalikan dari bilangan yang ada di sebelah kanan, misalkan jika bar
disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri. Pengkodean
disebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya
berjumlah genap. Sedangkan pengkodean disebelah kiri dinamakan kode odd
parity sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan
yang dikodekan mempunyai perbedaan untuk tiap-tiap sisi barcode,
sehingga barcode dapat dibaca (scanned) dari sebelah kiri maupun dari
sebelah kanan.

Tabel berikut ini adalah pengkodean sisi kiri dan sisi kanan yang dipisahkan ke dalam tujuh unit.
Penjelasan tabel pengkodean di atas adalah sebagai berikut :
1.Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa bilangan-bilangan sebelah
kiri merupakan kebalikan dari bilangan-bilangan disebelah kanan.
2.Setiap barcode memiliki empat buah “mark” (marka) yang berbeda. Sebuah
marka dapat terdiri dari salah satu black (bar) atau white (space).
Marka-marka tersebut lebarnya bermacam-macam, tetapi jumlahnya selalu
empat. Contohnya, bilangan pengkodean yang berada di sebelah kiri pada
bagian angka “0” yaitu 0001101 berarti terdiri dari 3 space (marka 1), 2
bar (marka 2), 1 space (marka 3), dan 1 bar (marka 4).
3.Pengkodean di sisi kiri selalu dimulai dengan sebuah space atau “0”
dan berakhir dengan sebuah bar atau “1”. Sedangkan untuk sisi sebelah
kanan selalu dimulai dengan sebuah bar atau “1” dan berakhir dengan
sebuah space atau “0”.
Untuk lebih jelasnya, lihat tabel spesifikasi barcode jenis UPC berikut ini :

Keterangan gambar barcode : Komputer tidak membaca bilangan yang berada
di bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar orang
dapat membaca barcode dengan mudah bila diperlukan.
Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan
barcode UPC yang mengkarakteristikan jenis-jenis khusus pada barcode.
Di dalam barcode UPC, Number System Character ini biasanya terletak
disebelah kiri barcode.
Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut :
0 – Standard UPC number.
1 – Reserved.
2 – Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc.
3 – Pharmaceuticals
4 – In-store code for retailers.
5 – Coupons
6 – Standard UPC number.
7 – Standard UPC number.
8 – Reserved.
9 – Reserved.
3 Guard Bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan
akhir pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan
sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah
di-encode-kan sebagai “space-bar-space-bar-space” atau “01010”.
Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima digit bilangan yang
secara khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode
perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code
Council(UCC).
Product Code : kode produk ini ada lima digit bilangan yang ditetapkan
oleh perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya.
Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan
memiliki kode produk yang unik.
Check digit : disebut sebagai digit “self-check”. Check digit ini
terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini
merupakan suatu “ old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan
digit-digit lainnya (number system character, manufacturer code,
product code) yang dibaca secara teliti. (jun/pangean online)